Tulisan “Rencana Kuliahku” diduga milik Mahasiswa Universitas Udayana (Unud) Timothy Anugrah menjadi viral di media sosial hingga membuat netizen terenyuh.

Akhir-akhir ini nama Timothy Anugerah menjadi sorotan publik.
Dia merupakan seorang mahasiswa jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), semester 7 yang ditemukan meninggal dunia setelah diduga melompat dari lantai empat gedung fakultasnya pada Rabu (15/10/2025).

Ada dugaan Timothy Anugerah melompat dari lantai tersebut karena tekanan hingga b*llying atau perund*ngan.

Sebuah tulisan sederhana berjudul “Rencana Kuliahku” diduga milik Timothy Anugerah pun menjadi viral setelah dia berpulang.

Dalam daftar itu, Timothy Anugerah menulis rencana per semesternya mulai dari semester 1 hingga semester 8.

 

Bukan IPK, Tapi Teman

Tulisan “Rencana Kuliahku” itu tampak terstruktur, seperti rencana yang dibuat oleh mahasiswa pada umumnya. Ia mencantumkan “Belajar keadaan sekitar kuliah” di semester satu, dilanjutkan dengan “Mengikuti organisasi” di semester tiga, hingga mencapai puncak “Tugas Akhir dan Wisuda” di semester delapan.

Namun, di antara rencana studi yang standar itu, poin “Mencari teman” di daftar semester awal langsung menohok hati publik.

Bagi sebagian besar mahasiswa, pertemanan terjadi secara organik dan otomatis. Namun, bagi Timothy, mencari teman adalah sebuah proyek serius yang harus ia masukkan ke dalam daftar rencana pribadinya—sejajar dengan mengejar nilai dan mengikuti organisasi.

Hal ini menjadi indikasi kuat betapa parahnya tingkat kesepian dan isolasi sosial yang dialami Timothy selama menjadi mahasiswa. Ia tidak hanya berjuang melawan materi kuliah yang sulit, tetapi juga berjuang mencari support system paling dasar di lingkungan sosialnya.

Respons Netizen: “Gak Kebayang Sesepi Apa Hari-Harinya”

Unggahan segera viral bak api. Komentar-komentar yang masuk didominasi oleh ungkapan haru, penyesalan, dan perasaan relate yang mendalam dari sesama mahasiswa dan kaum muda.

Gak kebayang sesepi apa hari-harinya dia dan takutnya dia setiap mau kuliah,” tulis seorang warganet, mewakili perasaan banyak orang yang merasakan kepiluan serupa.

“Ternyata ada yang rencananya bukan mengejar IPK, tapi cuma pengin punya teman,” tambah komentar lain, menyoroti perbedaan prioritas yang ia rasakan.

Banyak netizen yang mengaku terisak saat membaca coretan tangan Timothy. Mereka menyadari bahwa di balik hiruk pikuk kuliah dan tuntutan mengejar nilai, ada banyak mahasiswa lain yang diam-diam ptslot  berjuang melawan kesendirian. Fenomena kesepian di kalangan mahasiswa perantau atau mereka yang kesulitan beradaptasi memang bukan hal baru, namun jarang sekali diungkapkan secara sejujur dan sepolos ini.

Pesan Kritis untuk Kampus: Silent Struggle yang Harus Didengar

Tragedi dan jejak tulisan Timothy ini seharusnya menjadi pengingat paling keras bagi Universitas Udayana (Unud) dan seluruh institusi pendidikan tinggi di Indonesia.

Sumber : cmtlistings.com